Teori Piaget dan Penerapannya
BAB IIPEMBAHASAN
A. Teori Belajar Piaget
Piagetmerupakan salah satu pioner konstruktivis, ia
berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya
sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari
tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa
jauh anak anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi
informasi. Kecenderungan anak anak SD beranjak dari hal-hal yang konkrit,
memandang sesuatu kebutuhan secara terpadu. Berdasarkan keceenderungan diatas
maka, belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan,
semuannya bergantung pada aktifitas mental peserta didik.
Teori Piaget
menguraikan perkembangan kognitif dari bayi sampai dewasa. Dalam pandangan
Piaget, struktur kognitif merupakan kelompok ingatanyang tersusun dan saling
berhubungan, aksi dan strategi yang dipakai oleh anak-anak untuk memahami
dunia sekitarnya. Pada bayi, struktuf kognitif yang dimiliki adalah refleks.
Contoh: bayi secara otomatis mengisap benda – benda yang menyentuh
bibirnya. Selain mengisap , menjangkau, menyepak, melihat dan memukul merupakan
kegiatan sensorimotor yang terorganisir. Struktur kognitif ini cepat
dimodifikasi ketika bayi tumbuh dan berinteraksi dengan dunia. Pada masa
anak-anak sudah mulai ada pemahaman dan kegiatan mental. Proses
kognitif pada bayi dimulai dengan mempunyai respon mengisap, respon
melihat, respon menggapai, respon memegang yang berfungsi secara
terpisah. Lama-lama respon ini diorganisasikan ke dalam sistem yang lebih
tinggi, yang merupakan koordinasi dari respon-respon tersebut. Contoh: bayi
yang menjangkau botol susu memasukkannya kedalam mulutnya untuk diisap.
B. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak
Untuk memahami
teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, ada beberapa konsep yang harus
dipahami terlebih dahulu, yaitu:
a. Inteligensi
Piaget
mengartikan intelegensia secara lebih luas dan tidak mendefinisikannya secara
ketat. Ia memberikan beberapa definisi yang umum yang lebih mengungkapkan
orientasi biologis, seperti: Yang terdapat dalam Suparno (2001)
:Intelegensi adalah suatu contoh khusus adaptasi biologis……(Origin of
Intelligence). Intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua
struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensori
diarahkan… (Piaget, 1981)
Secara progressif, dapat dikatakan bahwa :Inteligensi membentuk keadaan
ekuilibrium kearah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan kognitif
dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antara organisme dan
lingkungan mengacu (Piaget,1981).
b. Organisasi
Menunjukpada tendensi semua spesies untuk
mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses mereka dalam sustu
system yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis (Suparno: 2003).
Contoh : bayi menggabungkan kemampuan melihat dan menjamah.
c. Skema
Schemais Piaget’s term for cognitive unit
that coordinates related actions and perceptions(Peterson, 1996). Skema adalah struktur mental
seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif
seseorang. Skema bukanlah benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu
rangkaian proses dalam system kesadaran seseorang. Skema tidak mempunyai bentuk
fisik dan tidak dapat dilihat. (Wadsworth,1989 dalam Suparno).
d. Asimilasi
Assimilation is
Piaget’term for the incorporation of new information into an existing mental category
or schema(Peterson,1996). asimilasi
adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,konsep atau
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam fikirannya.
Menurut Wadsworth dalam Suparno, asimilasi tidak menyebabkan perubahan skemata,
tetapi memperkembangkan skema semata.
e. Akomodasi
Accomodation is
Piaget’term for alteration of a thought process, or schema, to incorporate new
information(Peterson,1996).
Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama, hal ini
terjadi karena dalam menghadapi rangsangan/pengalaman baru, seseorang tidak
dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia
miliki, hal ini terjadi karena pengalaman baru itu tidak cocok dengan skema yang
telah ada.
f. Ekuilibrasi
Equilibration
is the act of achieving equilibrium. Equilibrium is a state of harmony or
stability. In Piaget’s theory, relative (or temporary) equilibrium occurs
whenever assimilation and accommodation are in balance with one another(Peterson,1996). Ekuilibrasi (imbang) adalah
tindakan untuk mencapai keseimbangan. Equilibrium adalah keadaan harmoni atau
stabilitas. Dalam teori Piaget, relatif (atau sementara) ekuilibrium terjadi
setiap kali asimilasi dan akomodasi berada dalam keseimbangan dengan satu sama
lain (Peterson, 1996).
g. Adaptasi
Adaptation in
Piaget’s theory consist of an interplay between the processes of assimilation
and accommodation(Peterson,1996). Adaptasi dalam teori Piaget terdiri dari interaksi antara
proses asimilasi dan akomodasi (Peterson, 1996). Secara garis besar, Piaget
mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap
secara berurutan. Setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta
jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu pula. Tahap pertama disebut
sebagai sensory-motor, untuk anak yang barulahir kira-kira anak berusia
18 bulan sampai dua tahun. Tahap per-operasional. Untuk anak yang
berusia dari dua tahun hingga tujuh tahun. Operasional yang terbagi
menjadi tahap konkret operasional berawal dari anak usia 7 tahun dan
formal operasional yang berawal dari anak berusia 11 tahun.
TahapPerkembangan Anak Berdasarkan Teori Piaget
1. Tahap Sensori Motor
Salah satu ciri khusus anak pada usia ini adalah penguasaan, yang Piaget
sebut sebagai konsep objek, suatu pengertian bahwa benda atau objek itu
ada dan merupakan kekhasan dari benda tersebut, dan akan tetap ada walaupun
benda tersebut tidak tampak atau tidak dapat di pegang/ diraba ole anak. Selain
ciri di atas, tidak ada bahasa pada awal tahapan ini tetapi ada permulaan
simbolisasi. Piaget beranggapan bahwa representasi internal dari benda atau
kejadian dihasilkan melalui imitasi.
Adatiga kemampuan penting yang dicapai anak pada mmasa
sensori motor ini yaitu:
1) Kemampuan mengontrol secara internal,yaitu
terbentuknya kontrol dari dalam pikirannya terhadap dunia nyata. Dengan kata
lain, sampai dengan usia dua tahun anak mengalami pergantian persepsi dari
motor murni ke arah gambaran yang berupa simbol (lambang).
2) Perkembangankonsep kenyataan. Pada akhir tahap ini anak akan
menyadari bahwa dunia ini ada dan tetap ada, sehingga anak akan mengetahui
bahwa benda itu ada.
3) Perkembanganpengertian beberapa sebab dan akibat.
2. TahapPre-operasional
Dilihat dari
segi perkembangan bahasa, tahapan ini merupakan tahapan yang amat menakjubkan.
Dimulai dari anak yang baru bisa mengatakan satu dua patah kata sehingga
menjadi anak yang dapat menyusun suatu kalimat. Anak tidak akan memiliki
kemampuan berfikir yang operasional sampai anak mencapai usia tujuh tahun dan
kadang-kadang di sebut dengan tahapan intuisi. Selain itu anak usia ini masih
berfikir animisme mereka masih menganggap beberapa benda tak hidup sebagai
benda hidup. Sebagai conntohnya mereka sering mengatakan bahwa matahari sebagai
benda hidup karena dia bergerak.
Pada tahapan
ini anak dibekali oleh beberapa pengamatan mereka tertipu oleh penampakan
segumpal tanah liat yang pertama kali dibentuk menjadi bola dan diubah menjadi
lempengan. Mereka belum mengetahui walaupun bentuknya berbeda namun substansi
atau materinya sama. Piaget menamakannya sebagai konservasi substansi (materi).
Pada usia ini anak belum mengerti bahwa bejana yang pendek dan lebar memiliki
lebih banyak cairan dibanding dengan sebuah botol kecil dan tinggi. Piaget
menyebutkan hal ini sebagai konservasi volume cairan.
Anakjuga belum mengerti bahwa kalau benda ditebarkan ke
daerah yang luas, jumlah benda tersebut tidak bertambah. Piaget menyebutnya
sebagai konservasi jumlah permainan.Keterbatasan lain anak pada usia ini adalah
belum bisa membuat urutan berseri, dan anak berfikir satu-satu secara
berpasangan. Keterbatasan konsep tersebut diatas membatasi anak pada tahapan
ini dari pengertian-pengertian bentuk, ukuran, waktu, dan jumlah.
3. TahapanKonkret Operasional
Tahapanini berawal ada anak usia 6/ 7
tahun ddan berakhir pada usia 11 tahun. Pada tahap ini pula telah terjadi
perubahan-perubahan walaupun masih ada juga keterbatasannya. Perubahan yang sangat
mendasar adalah perubahan dari pemikiran yang kurang logis ke pemikiran yang
lebih logis. Operasi yang mendasari pemikirannya berdasarkan pada yang konkret
atau nyata: dapat dilihat, diraba, atau dirasa, atau dirasa, dari suatu benda
atau kejadian, sehingga tahapan ini disebut sebagai tahapan ini disebut sebagai
tahap konkret operasional. Anak pada usia ini telah menyadari bahwa jumlah atau
volume suatu benda tidak akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun
pengukuran, selain perubahan-perubahan bentuk atau perubahan ketentuan
(aturan).
Kemampuanlain yang telah dimiliki oleh anak
usia ini adalah kemampuannya untuk menyadari tentang reversibel (hal yang dapat
dibalik) dan identitas. Revensibilitas dicirikan bahwa setiap operasi ada satu
operasi lain yang sebaliknnya. Contoh operasi penambahan dapat diputar balikkan
dengan pengoprasian pengurangan; 3 + 4 = 7 atau 7- 3 = 4. Sedangkan identitas
maksudnya adalah setiap operasi lain yang tidak berubah. Contoh; identitas
operasi penambahan adalah 0, sehingga 2 + 0 + 0 + 0= 2, dan identitas perkalian
adalah 1, sehingga 2 × 1= 2. Selain perkembangan yang telah dipaparkan diatas
masih ada keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak pada masa ini, antara
lain kenyataan bahwa perbuatan ataupun percobaan yang dilakukan anak pada usia
ini masih bersifat coba-coba, percobaan-percobaan tersebut masih jarang yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Tahap Formal Operasional
Anak usia sekitar sebelas tahun memasuki tahap formal operasional. Tahap
iniberakhir pada usia 14/ 15 tahun sebelum memasuki masa
dewasa. Tahap ini dikatakan sebagai tahap akhir dari perkembangan struktur
berfikit Anak usia ini telah dapat secara penuh melakukan operasi secara logis
tetapi masih mempunyai pengalaman yang terbatas.
SkemaEmpat Tahap Perkembangan Kognitif Teori Piaget
Tahap | Umur | Ciri Pokok |
Sensorimotor | 0-2 tahun | * Berdasarkan * Langkah |
Praoperasional | 2-7 tahun | * Penggunaan symbol/bahasa tanda * Konsep intuitif |
Operasional | 8-11 tahun | * Pakai * Reversibel |
Operasi | 11 tahun ke | * Hipotesis * Abstrak * Deduktif * Logis dan |
Sumber : Suparno,2003
C. Penerapan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA di SD
Teori Piaget ini banyak dipakai dalam
penentuan proses pembelajaran di kelas SD terutama pembelajaran IPA.
Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget beranggapan anak bukan
merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi, melainkan anak secara
aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi, teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola
perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak
secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering berbeda. Poin
yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD banyak
menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah dan
anak yang secara kebudayaan terhalangi.
Penerapanselanjutnya adalah guru harus
selalu ingat bahwa anak menangkapdan menerjemahkan sesuatu secara berbeda.
Sehingga walaupun anak mempunyai umur yang sama tetapi ada kemungkinan mereka
mempunyai pengertian yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sama.
Jadi setiap individu anak adalah unik (khas).Implikasilainnyayang perlu
diperhatikan, apabila hanya kegiatan fisik yang diterima anak, tidak cukup
untuk menjamin perkembangan intelektual anak yang bersangkutan. Ide- ide anak
harus selalu dipakai.
Piaget memberikan contoh sementara beliau menerima
seluruh ide anak, beliau juga mempersiapkan pilihan-pilihan yang dapat
dipertimbangkan oleh anak. Sehingga apabila ada seorang anak yang mengatakan
bahwa air yang ada di luar gelas berisi es berasal dari lubang-lubang kecil
yang ada pada gelas maka guru harus menjawab pernyataan itu dengan “bagus”.
Tetapi setelah beberapa saat guru harus mengarahkan sesuai dengan apa yang
seharusnya bahwa sebenarnya air yang ada di permukaan luar gelas bukan berasal
dari lubang-lubang kecil pada gelas, melainkan berasal dari uap air di udara
yang mengembun pada permukaan gelas yang dingin. Jadi guru harus selalu secara
tidak langsung memberikan idenya tetapi tidak memaksakan kehendaknya. Dengan
demikian anak akan menyadari bagaimana anak tersebut bisa mendapatkan idenya.
Denganmemberikan kesempatan kepada anak
untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menilai proses pemecahan masalah. Hal ini juga perlu dilakukan di dalam kelas.
Sebagai contoh, apabila kelas telah menyelesaikan suatu masalah, sebaiknya guru
menanyakan kembali kepada siswa tentang cara mendapatkan jawaban tersebut.
Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa samapai pada jawaban ini?” dan membantu
kelas untuk mengulas kembali tahapan-tahapan yang dilalui hingga menemukan
jawaban atau kesimpulan itu. Dengandemikian guru lebih membantu anak dalam
proses perkembangan intelektualnya. Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa
proses pembelajaran di kelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai
faktor yang utama. Hal ini sering disebut sebagai pembelajaran yang berpusat
pada anak (child center).
D.ContohPembelajaran IPA di SD Berdasarkan Teori Piaget
Seperti telah
dikatakan di atas bahwa pembelajaran berlandaskan teori Piaget harus
mempertimbangkan keadaan tiap siswa (dikatakan sebagai terpusat pada siswa) dan
siswa diberikan banyak kesempatan untuk mendpatkan pengalaman dari penggunaan
inderanya. Berikut akan disampaikan rancangan pembelajaran secara garis besar.
Konsep yang
diajarkan :Udaramempunyai sifat-sifat tertentu dan
banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia.
Sub
Konsep :Udarayang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah
daripada udara diam.
Metode yang
dipakai : Eksperimen
Alat dan bahan
yang digunakan :
1. Duabola pingpong (tenismeja)
2. Benang
3. Kayu, kira-kira 30 cm
Cara kerja :
1. Ikatlahkedua bola pingpong dengan benang yang ada.
2. Ikatkankedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang
telah disediakan, sehingga tampak seperti gambar berikut.
3. Peganglahsalah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di
tengah-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.
4. Amatiapa yang terjadi.
Kegiatan guru yang penting adalah
memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar.
Apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang
Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri
jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila
sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas
kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. TeoriPiaget menguraikan perkembangan kognitif
dari bayi sampai dewasa.
2.Secaragaris besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif anak menjadi empat yaitu : tahap sensory-motor,
tahap per-operasional, tahap Operasional dan tahap formal
operasional.
3. Penerepanteori Piaget dalam pembelajaran IPA SD yaitu :
Denganberanggapan anak bukan merupakan
suatu botol kosong yang siapun untuk diisi, melainkan anak secara aktif akan
membangun pengetahuan dunianya. Penerapan selanjutnya adalah guru harus
selalu ingat bahwa anak menangkap dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda.Ide- ide anak harus selalu dipakai. Tetapi setelah
beberapa saat guru harus mengarahkan sesuai dengan apa yang seharusnya.
4.Contohpembelajaran IPA di SD berdasarkan teori Piaget yaitu
melelui eksperimen yang melibatkan siswa.
B. Saran
1.Sebagaiseorang guru hendaknya memiliki dasar keterampilan
yang mumpuni, seperti keterampilan agar dapat menguasai situasi kelas.
2.Hendaknyaseorang guru yang baik harus memahami karakteristik
dari masing-masing peserta didiknya.
3.Seorangguru yang baik harus mampu memilih dan menggunakan
metode dan media yang tepat sesuai karakter peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Isti Rokhiyah. 1999. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: UT PGSD
2302 MODUL 3
Widodo, A. Dkk. 2008. Pendidikan IPA di
SD. Bandung : UPI Press
http://www.scribd.com/doc/46499424/Teori-Belajar-Yang-Mendukung-Pembelajaran-IPA-SD
https://karyatulisku.com/2012/02/teori-piaget.html