A.
Karakteristik Peserta Didik Usia Taman Kanak-kanak
Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan
individu sekitar 4-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang
dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet
training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan
dirinya).
a.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar
bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh
maka memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya
dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya. Pertumbuhan
otaknya pada usia lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan
90% pada usia enam tahun. Pada usia ini juga terjadinya pertumbuhan ”myelinization”
(lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna
putih, yaitu myelin) secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu
transmisi impul-impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan
terhadap kegiatan-kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Di samping itu
pada usia ini banya juga perubahan fisiologis lainnya, seperti pernapasan
menjadi lebih lambat dan mendalam dan denyut jantung lebih lambat dan menetap. Untuk
perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup. Kekurangan gizi
(malnutrisi) dapat mengakibatkan kecatatan tubuh dan kelemahan mental. Mereka
kurang memiliki kemampuan atau kesiapan mental dan fisik.Bimbingan guru taman kanak-kanak itu
berkaitan dengan pengembangan aspek-aspek berikut:
1. Pengenalan/pengetahuan akan
namanya dan bagian-bagian tubuhnya.
2. Kemampuan untuk
mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.
3. Pemahaman bahwa walaupun
setiap individu berbeda dalam penampilannya, seperti perbedaan dalam warna
rambut, kulit dan mata, atau tingginya tetapi, semua orang memiliki kesamaan
karakteristik fisik yang sama.
4. Menerima bahwa semua orang
memiliki keterbatasan dalam kemampuannya.
5. Kemampuan untuk memahami bahwa
tubuh itu berubah secara konstan, dan pertumbuhan fisik berawal dengan
kelahiran dan berakhir dengan kematian.
6. Pemahaman akan pentingnya
tidur dan juga sebagai dua siklus kehidupan yang penting bagi kehidupan.
7. Mengetahui kesadaran sensori
(merasa, melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh/meraba).
8. Memahami keterbatasan fisik
seperti lelah, sakit dan melemah.
b.
Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada
pada periode Preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu
menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah
kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini
ditandai dengan berkembangnya representasional atau “Symbolic function”
yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan
menggunakan simbol. Dapat juga dikatakan sebagai “semiotic function”,
kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol untuk melambangkan suatu kegiatan,
benda yang nyata atau peristiwa.Keterbatasan yang menandai atau yang menjadi
karakteristik periode preoperasional ini adalah sebagai berikut:
1.
Egosentrisme
2.
Kaku dalam
berpikir (Rigidity of thought)
3.
Semilogikal
reasoning
Secara ringkas perkembangan intelektual masa prasekolah :
1.
Mampu berpikir dengan menggunakan simbol
2.
Berpikir masih dibatasi oleh persepsinya. Mereka meyakini apa yang
dilihatnya dan hanya terfokus kepada satu atributataudimensi terhadap satu objek dalam waktu yang sama. Cara
berpikir mereka masih memusat.
3.
Berpikirnya masih kaku tidak fleksibel.cara berpikirnya terfokus pada
keadaan awal atau akhir dari suatu transformasi,bukan kepada transformasi itu
sendiri yang mengantarai keadaan tersebut.
4.
Anak sudah mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atau dasar satu
dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran.
c.
Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai
menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya) berbeda dengan bukan aku (orang lain
atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman bahwa tidak setiap
keinginannya dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Bersama dengan itu,
berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya.
Jika lingkungannya (terutama orang tuanya) tidak mengakui harga diri anak maka
pada diri anak akan berkembang sikap-sikap keras kepala/menentang atau menyerah
menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang dengan sifat pemalu.
Guru di taman kanak-kanak seyogyanya
memberikan bimbingan kepada mereka agar mereka dapat mengembangkan hal-hal
berikut :
1.
Kemampuan untuk mengenal, menerima dan berbicara perasaan-perasannya.
2.
Menyadari bahwa ada hubunan antara emosi dengan tingkah laku sosial.
3.
Kemampuan untuk menyalurkan kegiatannya tanpa menganggu perasaan orang
lain.
d.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usi apra sekolah, dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap
sebelumnya) yaitu sebagai berikut :
· Masa ketiga (2,0-2,6) yang
bercirikan
1. Anak sudah mulai bisa menyusun
kalimat tunggal yang sempurna.
2. Anak sudah mampu memahami
tentang perbandingan.
3. Anak banyak menanyakan nama
dan tempat : apa dimana dan darimana.
4. Anak sudah banyak menggunakan
kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
· Masa kekempat (1,2-6,0) yang
bercirikan
1.
Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2.
Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal
waktu-sebab akibat melalui pertanyaan : kapan, kemana,mengapa dan bagaimana
Berbagai peluang yang diberikan oleh orang tua/guru
kepada anak untuk membantu perkembangan bahasa anak diantaranya yaitu :
1. Bertutur kata yang baik dengan
anak
2. Mau mendengarkan pembicaraan
anak
3. Menjawab pertanyaan anak
4. Mengajak berdialog dalam
hal-hal sederhana
5. Di tman kanak-kanak, anda
diiasakan untuk bertanya, menghafal dan melantunkan lagu dan puisi.
e.
Perkembangan Bermain
Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain.
Yang dimaksud bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Terdapat beberapa macam permainan
anak yaitu :
1.
Permainan fungsi (permainan gerak), seperti meloncat-loncat
2.
Permainan fiksi, seperti menjadikan kursi sebagai kuda
3.
Permainan reseptif atau apresiatif, seperti melihat gambar
4.
Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat gunung pasir
5.
Permainan prestasi, seperti sepak bola
Secara psikologis dan paedagogis bermain mempunyai
nilai-nilai yang sangat berharga bagi ana diantaranya :
1. Anak memperoleh perasan
senang, puas, bangga, atau berkatarsis (peredan ketegangan)
2. Anak dapat mengembangkan sikap
percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau bekerja sama)
3. Anak dapat mengembangkan daya
fantasi atau kreatifitas
4. Anak dapat mengenal aturan
atau norma yang berlaku dalam kelompok serta belajar untuk menaatinya.
5. Anak dapat memahami bahwa baik
dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
6. Anak dapat mengembangkan sikap
sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap orang lain.
B.
Karakteristik Peserta Didik Usia
Sekolah Dasar
a.
Perkembangan Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak
sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas
belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti
membaca, menulis, dan menghitung).
b.
Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi,
dimana pikirandan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat,
atau gerak dengan menggunakan kata-kata,kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau
lukisan.
Terdapat dua faktor penting yang
mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu :
1. Proses jadi matang dengan
perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah
berfungsi) untuk berkata-kata.
2. Proses belajar, yang berarti
bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain
dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua
proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak
Dengan dibekali pelajaran bahasa di sekolah, diharapkan peserta
didik dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk :
1. Berkomunikasi dengan orang
lain
2. Menyatakan isi hatinya
3. Memahami keterampilan mengolah
informasi yang diterimanya
4. Berpikir (menyatakan gagasan
atau pendapat)
5. Mengambangkan kepribadiannya
seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.
c.
Perkembangan Sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif
(bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Berkat
perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman
sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar
di sekolah, kematangan perkembangan sosila ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik
maupun tugas yang membutuhkan pikiran.
d.
Perkembangan Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh
anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).Dalam proses peniruan, kemampuan orang
tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak. Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini
termasuk pula perilaku belajar. Memgingat hal tersebut, maka guru hendaknya
mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau
kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Upaya yang
dilakukan antara lain :
1. Mengembangkan iklim kelas yang
bebas dari ketegangan
2. Memperlakukan peserta didik
sebagai individu yang mempunyai harga diri
3. Memberikan nilai secara
objektif
4. Menghargai hasil karya peserta
didik
e. Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral
pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak
mengerti konsep moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia
sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang
tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami
alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan
setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.
f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya
ditandai dengan ciri-ciri sebagaiberikut:
Sikap keagamaan bersifat reseptif
disertai dengan pengertian
1. Pandangan dan paham ketuhanan
diperolehnya secara asional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman
pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
2. Penghayatan secara rohaniah
semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.
3. Periode usia sekolah dasar
merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode
sebelumnya.
g. Perkembangan Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya
yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan
baik. Sesuai dengan perkembangan fisik (motorik) maka di kelas-kelas permulaan
sangat tepat diajarkan :
1. Dasar-dasar keterampilan untuk
menulis dan menggambar
2. Keterampilan dalam
mempergunakan alat-alat olahraga
3. Gerakan-gerakan untuk
meloncat, berlari, berenang, dsb.
4. Baris-berbaris secara
sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.
C.
Karakteristik PesertaDidik Usia
Remaja
Remaja
sering disebut dengan istilah puberteit danadolescentia. Puberteit (Belanda), puberty
(Ingris), pubertas (Latin) yang artinya tumbuh rambut di daerah ”pusic” daerah
kemaluan. Adolescentia dari bahasa latin adalah masa muda.
a. Pengertian Remaja
·
Remaja menurut hukum
Menurut undang-undang perkawinan usia
minimal untuk suatu perkawinan untuk putri 16 tahun dan untuk putra 19 tahun.
Dalam imu-ilmu sosial usia antara 16 sampai 22 tahun disejajarkan dengan
pengertian remaja.
·
Remaja ditinjau dari pertumbuhan fisik
Dari sudut fisik remaja dikenal
sebagai suatu tahap dimana alat kelamin mencapai kematangan. Pematangan fisik
berjalan ± 2 tahun dimulai saat haid pertama pada wanita dan sejak mimpi basah
(polusio) pada laki-laki masa dua tahun ini dinamakan masa pubertas, datangnya
masa pubertas tiap individu tidak sama.
· Remaja menurut WHO
Menurut WHO remaja adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan dimana individu mengalami :
1. Menunjukkan tanda-tanda
kelamin sekunder saat mereka mencapai kematangan seksual.
2. Mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa.
3. Peralihan dari ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.
b.
Remaja ditinjau dari faktor
sosial sosial psikologis
Masa remaja adalah suatu perkembangan
yang ditandai adanya proses perubahan dari kondisi ”entropy” ke kondisi ”negentropy”.
Entropy
adalah suatu keadaan dimana kesadaran (pengetahuan,perasaan) manusia belum
tersusun rapi sehingga belum berfungsi maksimal.Negentropy adalah suatu keadaan dimana
kesadaran tersusun dengan baik, artinya pengetahuan satu berhubungan dengan pengetahuan
yang lain dan pengetahuan berhubungan dengan sikap, perasaan.
c.
Remaja menurut masyarakat
Indonesia
Batasan remaja Indonesia adalah usia 11 tahun sampai 24
tahun dan belum menikah dengan alasan :
1.
Usia 11 tahun umumnya sudah menunjukkan tanda-tanda kelamin sekunder
2.
Menurut agama dan adat usia 12 tahun anak sudah akil balik.
3.
Pada usiatersebutulai ada tanda-tanda
penyempurnaan perkembangan misalnya :
a.
Tercapainya identitas diri
b.
Fase genital
c.
Tercapainya puncak perkembangan kognitif
4.
Pada usia 24 tahun masih banyak anak yang belum mandiri, masih
menggantungkan pada orang tua
D.
Karakteristik Remaja
a.
Perkembangan fisik
Masa remaja merupakan salah satu
diantara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan
fisik yang sangat pesat. Masa pertama yang terjadi pada fase pranatal dan bayi.
Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara
proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi
terlalu besar, karena terlebih dahulu mengalami kematangan daripada
bagian-bagian yang lain. Pada masa remaja akhir, proporsi tubuh individu
mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya. Dalam perkembangan
seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan
ciri-ciri seks sekunder.
b.
Perkembangan kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari perkembanga kognitif
menurut Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi =
kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Keating merumuskan lima
pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi formal, yaitu sebagai
berikut :
·
Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada
kesadarannya sendiri disini dan sekarang, cara berpikir remaja berkaitan erat
dengan dunia kemungkinan. Remaja mampu menggunakan abstraksi dan dapat
membedakan yang nyata dan konkret dengan abstrak dan mungkin.
·
Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara
ilmiah.
·
Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan
mengekplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.
·
Remaja menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat
proses kognitif itu efisien dan tidak efisien.Dengan demikian, introspeksi
(pengujian diri) menjadi bagian kehidupannya sehari-hari.
·
Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru dan
ekspansi berpikir.
Implikasi pendidikan atau bimbingan
dari periode berpikir operasi formal ini adalah perlunya disiapkan program
pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembanga kemampuan berpikir
remaja. Upaya yang dapat dilakukan seperti :
1. Penggunaan metode mengajar
yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan gagasan atau
mengujicobakan suatu materi
2. Melakukan dialog, diskusi
dengan siswa tentang masalah-masalah sosial atau berbagai aspek kehidupan
seperti agama, etika pergaulan dan pacaran, politik, lingkungan hidup,
bahayanya minuman keras dan obat-obatan terlarang.
c.
Perkembangan Emosi
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik,
terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang
dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan
remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional
merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya,
terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.
d.
Perkembangan sosial
Pada masa remaja berkembang ”social
cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami
orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi,
minat,nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”,
yaitu kcenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya). Apabila kelompok
teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan
agama dapat dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan
menampilkan pribadinya yang baik.
e.
Perkembangan moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi
sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat
moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka
sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas,
seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan.
Menurut Adam dan Guallatta terdapat
berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang tua mempengaruhi moral
remaja, yaitu :
·
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan
tingkat moral orang tua.
·
Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam
tahapan nalar moralnyadaripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja yang
tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya
daripada remaja yang nakal.
·
Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau
remaja yaitu (a) orang tua yang mendorong anak untuk diskusi secara demokratis
dan terbuka mengenai berbagai isu dan (b) orang tua yang menerapkan disiplin
terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.
f.
Perkembangankepribadian
Kepribadian merupakan sistem yang
dinamis dari sifat-sifat, sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat
konsistensi respons individu yang beragam. Sifat-sifat kepribadian mencerminkan
perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial, kognitif dan niali-nilai. Masa
remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan
”identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi
masa dewasa. Apabila remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau
merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akan mengalami kebingungan (confusion).
E.
Karakteristik Peserta Didik Usia
Taman Dewasa
Secara psikologis kedewasaan
diwarnai dengan aktualisasi diri yaitu menunjukkan semua kemampua yang dimiliki
dalam rangka mandiri, bisa mencari nafkah sendiri, dapat menentukan kehidupan
sendiri, ingin merdeka. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini
tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah selesai atau setidak-tidaknya sudah
mendekati selesai dan apabila organ kelamin anak telah mencapai kematangan
serta mampu bereproduksi.
Pada sebagian besar kebudayaan
kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah selesai atau
setidak-tidaknya sudah mendekati selesai dan apabila organ kelamin anak telah
mencapai kematangan serta mampu bereproduksi.
Pada umumnya psikolog
menetapkan seseorang dikatakn telah dewasa sekitar usia 20 tahun sebagai awal
masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40-45 dan pertengahan masa
dewasa berlangsung dari sekitar 40-45 sampai sekitar 65 tahun, serta masa
dewasa lanjut atau masa tua berlangsung dari sekitar 65 tahun sampai meninggal.
a.
Perkembangan Fisik
Dilihat dari aspek perkembangan fisik,
pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya dan sekaligus mengalami
penurunan selama periode ini.
b.
Kesehatan Badan
Awal masa dewasa ditandai dengan
memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25
tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka
sangat cepat. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai
puncaknya, namun selama periode ini penuruna keadaa fisik juga terjadi. Sejak
usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan ini
sebagian besar lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif.
c. Perkembangan Sensori
Pada awal masa dewasa penurunan fungsi
penglihatan dan pendengaran belum begitu kelihatan. Akan tetapi, pada masa
dewasa tengah perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupakan dua
perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya
akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada
usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat.
d. Perkembangan Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak
juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan koneksi neural
(neural connection), khususnya bagi orang-orang tetap aktif, membantu mengganti
sel-sel yang hilang. Hal ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang
dewasa tetap aktif, baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan
lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas demikian pada tahun
selanjutnya.
e. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif terus berkembang
selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimanapun tidak semua perubahan kognitif
pada masa dewasa tersebut mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang
beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan
usia.
f.
Perkembangan Memori
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa
perubahan memori bukanlah suatu yang sudah pasti terjadi sebagai bagian dari
proses penuaan, melainkan lebih merupakan stereotip budaya. Kemerosotan dalam
memori episodik, sering menimbulkan perubaha-perubahan dalam kehidupan orang
tua. Untuk dapat mencegah kemunduran memori jangka panjang sekaligus
memungkinkan dapat meningkatkan kekuatan memori mereka maka dapat dilakukan
latihan menggunakan bermacam-macam strategi mnemonic (strategi
penghafalan) bagi orang tua.
g.
Perkembangan Intelegensi
Sejumlah peneliti berpendapat bahwa
seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa terjadi kemunduran dalam
intelegensi umum. David Wechsler menyimpulkan bahwa kemunduran bahwa kemunduran
kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme secara umum.
Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya pada usia
antara 18-25 tahun, kebanyakan kemampuan manusia terus-menerus mengalami
kemunduran.
h.
Perkembangan Psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial dan
personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan
yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam
beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan tersebut tidak disebabkan
oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga
dan pekerjaan. Selam periode ini orang melibatkan diri secara khusus dala
karir, pernikahan dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan
psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting,
yaitu keintiman, generatif dan integritas.