BAB IV
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA
A.
Perkembangan IPA
Manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga
memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk
melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan
tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari
munculnya rasa ingin tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity).Dengan
nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Adanya
kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya rasa
ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh
dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu
pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang
dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan
pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan
terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan
uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka
dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan
pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda
yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara
sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
1.
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu
Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya. Ilmu
pengetahuan alam mempunyai bentuk yang mantap sebagai ilmu baru terjadi
menjelang abad XVI. Sebelumnya masih merupakan kumpulan pengetahuan alam yang
cara memperolehnya dengan menggunakan cara yang dapat diandalkan.
Awal dari
Ilmu Pengetahuan Alam dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala
alam, mencatatnya dan kemudian mempelajarinya. Selanjutnya dari peningkatan
kemampuan daya pikiran manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan
mencari kebenaran dari suatu pengetahuan.
Penggolongan IPA menjadi “kuno” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi,
yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA kunoyang
telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman,
kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat
mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan
pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
Untuk memberikan gambaran tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam, berikut ini dibahas
berbagai pengetahuan yang dikenal manusia dan cara berpikirnya sejak zaman kuno
sampai dengan akhir abad XVI(Ahmadi, Abu.2004: 6).
a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari
kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang
sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang
diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul
dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca
dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung
terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli
astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan,
minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam
60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk
pengukuran
sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu
lingkaran penuh sama dengan 360o.
Demikian pula ahli Babilonia dapat meramalkan terjadinya
gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi kira-kira
3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di
Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan
piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan teknik bangunan dan matematika
khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang lebih tahun 1.600 SM orang
mesir telah menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga kali garis tengahnya
sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b. Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada
zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani.
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya
tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan
sebab-akibat dari segala sesuatu.
1. Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang
ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala
isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air
asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga
menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima
cahaya dari matahari.
2. Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat
bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan
merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.
3.
Anaximander
(610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi
dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya
4. Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api
ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah
sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala
sesuatu adalah mengalir.
5. Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api.
Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat
panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisi sikusikunya.
6. Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan
bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan
yang berbeda. Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering.
Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air
dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan
bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang
berlawanan akan tolak menolak.
7. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos
& Demokritos mengemukakan teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun
butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat
dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan
atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut
hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah
atom dan kehampaan.
8. Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan
keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa
pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam pikiran
atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan belaka.
Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.
9. Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan
menambahkan unsur yang kelima yaitu eter atau “quint essentia”. Ia
menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter
yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam,
biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua
logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat
bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia
untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah
bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran secara
deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang
benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang
diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
10. Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan
matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya
sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar
tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan
Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan
pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai
dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
c. Zaman Pertengahan
Zaman
Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan
menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian
usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itusendiri.
Air
raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang
= mudah terbakar dan memberi warna.
Garam
= tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman
Latrokimia (latros = Tabib)
Tokohnya
Paracelsus (1439-1541), menerima tiga unsur raksa, belerang dan garam yang
dipandang bahwa:
Air raksa =
mengandung roh, jiwa.
Belerang =
mengandung semangat.
Garam =
merupakan tubuhnya.
Pada zaman
keemasan islam pengaruh bangsa arab sangat menonjol. Darah kekuasaan islam
mulai dari India ke barat sampai Spanyol dan Portugal. Karya-karya Yunani
diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Oleh cendekiawan islam buku-buku Yunani
dipelajari, dikembangkan, diperkaya. Jasa orang arab atau orang islam adalah
memelihara pengetahuan dan memperkaya karya Yunani, yang kemudian dipelajari
oleh orang-orang Eropa.
Al Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong
penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni
merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan
Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan
astronomi; Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang
kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan
pengetahuan alam adalah:
1.
Menerjemahkan peninggalan bangsa
Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya
dikembangkan di Eropa.
2.
Mengembangkan metode eksperimen
sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-obatan,
astronomi, kimia dan biologi.
3.
Memantapkan penggunaan sistim
penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh
:
Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan,
berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua satuan. Cabang
matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan bangsa Arab.
d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak
zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan
belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai
cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.
1.
Roger
Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang
disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika
merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran
dalam ilmu pengetahuan.
2.
Leonardo
da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang
tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
3.
Francis
Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan
satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan
yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan
eksperimen ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan
langkahlangkah:
1)
Observasi dan pengumpulan data
2)
Menyusun model atau ramalan
generalisasi
3)
Melakukan eksperimen untuk menguji
ramalan atau generalisasisehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.
4.
Nicolas
Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan pengobatan.
Karyanya adalah:
1)
Matahari adalah pusat dari sitim
tatasurya (heliosentrisme)
2)
Bumi mengelilingi matahari sedangkan
bulan mengelilingi bumi.
5.
Johannes
Keppler (1571-1630)
1)
Orbit dari semua planet berbentuk
elips.
2)
Dalam waktu yang sama, maka garis
penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama.
3)
Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
6.
Galileo
Galilei (1546-1642)
Antara
lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung
heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan
tidak datar, penuh dengan gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan
cahaya sendiri dan juga menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya
ini didasarkan atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan
IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas
pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan
dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang
modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA
Klasik dan IPA Modern.
B. Ruang
Lingkup IPA
Berdasar beberapa argumentasi, ilmu pengetahuan atau sains dalam
arti luas dapat dibedakan atas berikut:
1.
Ilmu Sosial dan Budaya;
membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi
atas:
a.
Psikologi, mempelajari proses mental
dan tingkah laku.
b.
Pendidikan, proses latihan yang
terarah dan sistematis menuju kesuatu
tujuan.
c.
Antropologi, mempelajari asal usul
dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial.
d.
Etnologi, cabang dari studi
antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan pewarisan
kebudayaan terutama keaslian
budaya.
e.
Sejarah, pencatatan
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada
suatu bangsa, negara atau individu.
f.
Ekonomi, yang berhubungan dengan
produksi, tukar menukarbarang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah
tangga, negaraatau perusahaan.
g.
Sosiologi, studi tentang tingkah
laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan
masyarakat.
2.
Ilmu Pengetahuan Alam;
yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:
a.
Fisika, mempelajari benda tak hidup
dari aspek wujud denganperubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya,gelombang
magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.
b.
Kimia, mempelajari benda hidup dan
tak hidup dari aspek sususanmateri dan perubahan yang bersifat
tetap. Kimia secara garis besardibagi kimia organik (protein,
lemak) dan kimia anorganik (NaCl),hasil dari
ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak.
c.
Biologi, yang mempelajari makhluk
hidup dan gejala-gejalanya.
1)
Botani, ilmu yang mempelajari
tentang tumbuh-tumbuhan.
2)
Zoologi ilmu yang mempelajrai
tentang hewan.
3)
Morfologi ilmu yang mempelajari
tentang struktur luar makhluk hidup.
4)
Anatomi suatu studi tentang struktur
dalam atau bentuk dalam makhluk hidup.
5)
Fisiologi studi tentang fungsi atau
faal/organ bagian tubuh makhluk hidup.
6)
Sitologi ilmu yang mempelajari
tentang sel secara mendalam
7)
Histologi studi tentang jaringan
tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis.
8)
Palaentologi studi tentang makhluk
hidup masa lalu.
3.
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi
tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruangangkasa
dengan benda angkasa lainnya.
a.
Geologi, yang membahas tentang
struktur bumi. (yangbahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari
ilmuini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi),
mineralogi (bahan-bahan mineral).
b.
Astronomi, membahas benda-benda
ruang angkasa dalam alamsemesta
yang meliputi bintang, planet, satelit da lainlainnya.Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar danwaktu.
C.
Pengembangan
IPA untuk Tujuan Pembangunan
Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan
pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu penelitian tentu
diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada. Landasan atau strata
ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1.
Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau
prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk
menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis,
berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun teori masih mungkin
untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3.
Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang
telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat
manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau
diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu pengetahuan merupakan siklus
ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah terputus. Bahkan ia akan
semakin membesar dan meluas.
·
Peranan Ilmu Pengetahuan Alam
a.
Dalam Memenuhi Kebetuhan Manusia
Nana Syaodih S. (1997: 67)
menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi
sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”Pengertian teknologi secara umum
adalah:
1) proses yang
meningkatkan nilai tambah
2) produk yang
digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
3) Struktur
atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita
hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif,
di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
b.
Dalam Perikebutuhan Manusia
Menurut Amor et al. (1988) ilmuwan IPA dasar mencoba untuk memahami
bagaimana alam bekerja. Sedangkan ilmuwan IPA terapan mencoba mencari cara
untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ahli teknologi memanfaatkan penemuan IPA
dasar dan IPA terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA dapat dipandang sebagai proses untuk
membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi,
menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.
Dampak atau efek dari ilmu alamiah
dan teknologi yang telah dikembangkan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya sehingga lebih mudah dan menyenangkan dapat bersifat positif
artinya benar-benar bermanfaat, dan dapat juga bersifat negatif, karena
menimbulkan akibat sampingan. Akibat itu bila dibiarkan akan membawa
malapetaka. Karena itu, manusia setalah mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah
dan teknologi, mencoba mengatasi juga dengan ilmu alamiah dan teknologi yang
baru.
1.
Sandang
Dengan teknologi itu orang tidak
perlu menunggu terlalu lama hasil serta tanaman kapas. Dengan serat-serat
sintetis itu orang dapat membuat serat secara besar-besaran dalam waku yang
singkat.
Dampak negatif dari segala penemuan
Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi ini sehubangan dengan polimersintetis yaitu
bahwa bahan-bahan berupa polimersintetis itu yang dalam kata sehari-hari
disebut “plastik” menimbulkan keuntungan dan kerugian. Keuntungannya sudah
jelas kita dapat memproduksi serat tekstil untuk sandang, bahkan hampir semua
kebutuhan sehari-hari yang berupa alat rumah tangga tidak luput dari penggunaan
plastik sebagai bahan dasarnya. Yang menjadi masalah sekarang ialah bahwa
sampah-sampah plastik itu tidak dapat dihancurkan oleh bakteri-bakteri
pembusuk.
2.
Papan
Untuk mencapai puncaknya orang tidak
perlu meniti tangga langkah demi langkah, tetapi cukup tekan tombol dan
beberapa detik kemudian sampai ke lantai yang ke 60 dan seterusnya. Uraian diatas
menunjukkan dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi dalam bidang
papan. Sebagai contoh dengan alat-alat modern, sekarang orang begitu mudah
membabat hutan untuk bangunan atau perabot lainnya. Pohon-pohon yang relatif
mudah yang sehausnya tidak boleh dibabat, sehingga menimbulkan akibat berantai,
mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian sumber air, kemerosotan
kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai pada kesengsaraan
manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung menikmati hasil
hutan itu.
3.
Pangan
Dampak positif ilmu Pengetahuan Alam
dan teknologi dibidang pangan telah jelas dikemukakan di muka, misalnya saja
dalam memperoleh bibit unggul yang banyak produksinya dalam waktu yang relatif
singkat melalui nuklir. Sumbangan Ilmu Pengetahuan Alam di bidang pangan pun
telah banyak dimanfaatkan orang misalnya dengan cara pemupukan yang tepat dan
penggunaan bakteri yang sanggup menunjang akar-akar tanaman mengambil zat hara
dengan lebih baik sehingga produksi bertambah banyak.
Dampak negatif Ilmu Pengetahuan Alam
dan teknologi juga ada, misalnya pemakaian racun pemberantas hama tanaman
(pestisida) ternyata tidak saja dapat memberantas hama, tetapi juga membunuh
hewan ternak, meracuni hasil panen, meracuni manusia itu sendiri. Karena itu
kesadaran, kesadaran dan tanggung jawab manusia itu sendiri juga perlu ikut di
tingkatkan untuk kepentingan bersama dan generasi yang akan datang.
c.
Dalam Kebutuhan Industri
Dalam industri itu terdapat tiga
komponen, yaitu masukan (input), proses dan hasil-hasil (output). Dari segi
masukan, industri mempunyai dampak negatif misalnya, suatu industri pembuataan
kayu lapis membutuhkan bahan baku berupa kayu gelondongan sebesar satu ton
setiap hari, maka si pengusaha selalu berpikir akan adanya persediaan kayu
sebanyak itu setiap hari agar perusahaannya memperoleh keuntungan.
Pada saaat proses, terjadi
kebisingan-kebisingan di dalam penggergajian maupun pemotongan-pemotongan kayu,
yang sering terjadi adalah bahwa pihak perusahaan lupa akan pengaruh buruk dari
kebisingan itu terhadap para pekerja dalam pabrik maupun manusia disekitarnya.
Disusunoleh:
1.
Umi Cahyaningrum 11120206
2.
Kharisma Apriia Ekawati 11120215
3.
Arini Septiyan
IrawatI 11120241
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.
2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jasin, Maskoeri.
2009. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
https://karyatulisku.com/2012/10/iad-perkembangan-dan-pengembangan-ilmu.html