A. Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran Langsung (DL= Direct Learning) Merupakan pengetahuan yang bersifat
informal dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih
efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Menurut
Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu. Dan
pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
Pendapat lain tentang definisi model pembelajaran Direct Learning adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi
dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada
tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4)
lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru.
Baca Juga :
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Lengkap dengan Referensi
Model Pembelajaran Cooperative Script Pembahasan Lengkap dengan Daftar Pustaka
Model Pembelajaran TGT : Pengertian, Karakteristik, SIntaks, Kelebihan dan Kekurangan
Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,
gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat
berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi).
Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak
dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran
dan semua siswa.
B. Landasan Teori Penggunaan Model Pembelajaran Direct Learning
Pemikiran mendasar dari model pembelajaran langsung adalah bahwa siswa
belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku
guru. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam
menerapkan model pembelajaran langsung adalah menghindari penyampaian yang
terlalu kompleks.
Diantara teori- teori belajar yang melandasi model pembelajaran Langsung
adalah:
1. Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget kemampuan untuk bergaul dengan hal-hal yang lebih
abstrak diperlukan untuk mencernakan gagasan-
gasan dalam berbagai mata pelajaran
akademik.
Piaget meyakini bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting
bagi terjadinya perubbahan perkembanagn peserta didik.Dalam pembelajaran langsung guru menjelaskan materi dan melakukan pelatihan
terbimbing serta memberikan kesempatan siswa untuk mengadakan pelatihan mandiri
sehingga siswa dapat menemukan pengalaman- pengalaman nyata tentang suatu
materi tertentu.
2. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang digagas
Albert Bandura. Menurut Bandura sbagian besar manusi belajar melalui pengamatan
secara selektiv dan mengingat tingkah laku orang lain.Seorang belajar menurut Teori ini, dilakukan dengan mengamati tingkah laku
orang lain ( model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara
menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang
kembali. Dengan jalan ini memberikan kesempatan kepada orang tersebut untuk
mengekspresikan tingkah laku yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran langsung
pada fase kedua guru mendemonstrasikan pembelajaran sehingga siswa mendapat
pengalaman pembelajaran yang benar dan pada fase kedua pengalaman yang telah
diperoleh dipraktekkan siswa, meskipun tetap dalam pengawasan guru.
C. Langkah-Langkah atau Sintak Model Pembelajaran Direct Learning
Menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:
- Orientasi. Sebelum
menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika
guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang
akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan
pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan
tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan
yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan
digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5)
menginformasikan kerangka pelajaran. - Presentasi. Pada fase
ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi
dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam
waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan
atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan
langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal
yang sulit. - Latihan terstruktur.
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran
guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap
respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar
dan mengoreksi respon siswa yang salah. - Latihan terbimbing.
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan
oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan
tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan
bimbingan jika diperlukan. - Latihan mandiri. Pada
fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat
dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90%
dalam fase bimbingan latihan.
Menurut Slavin (2003), sebagai berikut;
- Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
- Me-review pengetahuan dan keterampilan
prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa. - Menyampaikan materi pelajaran.
Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi,
memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya. - Melaksanakan bimbingan.
Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam
tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok. - Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.
Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang
keterampilan jika diperlukan. - Memberikan latihan mandiri.
Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa
untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka
pelajari.
Sementara Menurut Soeparman
Kardi dan M. Nur mengelompokkan sintake dalam pembelajaran langsung ke dalam 5
Fase yaitu:
Fase- Fase | Perilaku Guru |
Fase 1 Menyampaikan | Guru |
Fase 2 Mendemonstrasikan | Guru |
Fase 3 Membimbing Pelatihan | Guru |
Fase 4 Mengecek | Guru mengecek |
Fase 5 Memberikan | Guru |
Penjelasan dari Tabel Fase dan peran guru dalam
Pembelajaran Langsung di atas adalah:
a. Fase 1 =
Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa
Kegiatan
ini dilakukan untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi
mereka untuk berperan serta dalam pelajaran. (1) kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa; (2)
mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan; (4)
menginformasikan materi/konsep yang
akan digunakan dan kegiatan
yang akan dilakukan
selama pembelajaran; dan(5)
menginformasikan kerangka pelajaran.
b.Fase 2 =
Presentasi dan Demonstrasi
Ada dua
pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa, Pertama, Pengetahuan Deklaratif
yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa, keberhasilannya terletak
pada kemampuan guru dalam memberikan informasi dengan jelas dan spesifik kepada
siswa.
Kedua,
Pengetahuan Prosedural yakni guru mendemonstrasikan suatu konsep atau
keterampilan dengan berhasil. Dalam hal ini guru perlu sepenuhnya menguasai
konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan
demonstrasi untuk menguasai komponen-komponenya.
c. Fase 3 =
menyediakan latihan terbimbing
Prinsip-prinsip
yang digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan pelatihan terbimbing
adalah:
v
Tugasi siswa melakukan latihan singkat,
sederhana dan bermakna
v
Berikan pelatihan sampai benar- benar menguasai
konsep
v
Guru harus pandai mengatur waktu selama
pelatihan
v
Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan
d. Fase 4 =
Mengecek Pemahaman dan memberi Umpan balik
Pengecekan
dan pemberian umpan balik dapat berupa pertanyaan kepada siswa dan siswa
memberi jawaban. Kemudian guru merespon kembali jawaban siswa tersebut. Cara
lain adalah dengan tes lisan maupun tertulis.
Agar
umpan balik lebih efektif, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan, yaitu:
v
Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah
latihan
v
Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik
v
Konsentrasikan pada tingkah laku bukan maksud
v
Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa
v
Berikan pujian pada hasil yang baik
v
Jika umpan balik negative, tunjukkan bagaimana
melakukan yang benar
v
Bantu siswa memusatkan perhatian pada “proses”
bukan “hasil”v
Ajari siswa cara memberikan umpan balik kepada
diri sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya.
e. Fase 5 =
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan (mandiri) dan penerapannya
Latihan
mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pengajaran
langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dan latihan mandiri dapat
digunakan untuk memperpanjang waktu belajar.
D. Wakktu atau Situasi Saat Menggunakan Model pembelajaran Direct Learning
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
- Ketika guru ingin mengenalkan suatu
bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran
dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di
antara konsep-konsep tersebut. - Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
- Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa
telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam
kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian
masalah (problem solving). - Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan
pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu
argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan
ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis) - Ketika subjek pembelajaran yang akan
diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan,
pertanyaan, dan penerapan. - Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
- Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
- Ketika guru ingin menyampaikan kerangka
parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran kelompok atau independen. - Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
- Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai
dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki
waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
E. Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Direct Learning
Kelebihan :
- Dengan model pembelajaran langsung, guru
mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa
sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh
siswa. - Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
- Dapat digunakan untuk menekankan
poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa
sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan. - Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
- Merupakan cara yang paling efektif untuk
mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada
siswa yang berprestasi rendah. - Dapat menjadi cara untuk menyampaikan
informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat
diakses secara setara oleh seluruh siswa. - Memungkinkan guru
untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan
dan dan antusiasme siswa. - Ceramah merupakan cara yang bermanfaat
untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau
yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan
informasi. - Secara umum, ceramah adalah cara yang
paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam
dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri,
dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan
berpartisipasi dan dipermalukan. - Model pembelajaran langsung dapat
digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi
tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat
didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu
pengetahuan dihasilkan. - Pengajaran yang eksplisit membekali
siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan
menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa
akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari. - Model pembelajaran langsung yang
menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya
demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara
ini. - Ceramah dapat bermanfaat untuk
menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia secara langsung bagi siswa,
termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini. - Model pembelajaran langsung (terutama
demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan
kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan
observasi (kenyataan yang mereka lihat). - Demonstrasi memungkinkan siswa untuk
berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik
dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak
memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut. - Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri
sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran langsung
digunakan secara efektif. - Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan:
- Model pembelajaran langsung bersandar
pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan
mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki
keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya
kepada siswa. - Dalam model pembelajaran langsung, sulit
untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal,
tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa. - Karena siswa hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka. - Karena guru memainkan peran pusat dalam
model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image
guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat. - Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa
tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan
pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung,
dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa. - Model pembelajaran langsung sangat
bergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung
menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran
langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku
komunikasi positif. - Jika materi yang disampaikan bersifat
kompleks, rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak
dapat memberi siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami
informasi yang disampaikan. - Model pembelajaran langsung memberi
siswa cara pandang guru mengenai bagaimana materi disusun dan
disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini. - Jika model pembelajaran langsung tidak
banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15
menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan. - Jika terlalu sering digunakan, model
pembelajaran langsung akan membuat siswa percaya bahwa guru akan
memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan
menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri. - Karena model pembelajaran langsung
melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru sulit untuk mendapatkan
umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak
paham atau salah paham. - Demonstrasi sangat bergantung pada
keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat
yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
F. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Direct Learning Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Contoh aplikasi Direct Teaching pada Pembelajaran Agama
Islam materi Wudlu bagi siswa SD kelas 2
1. Fase
Pertama, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mampu menyebutkan tata cara
berwudlu dan mempraktekkannya dengan benar. Pada tahap ini guru memberikan
deskripsi tentang pengertian wudlu, syarat sah dan syarat wajib berwudlu, rukun
dan sunnah wudlu serta hal-hal yang membatalkan wudlu.
2. Fase Kedua, guru mendemonstrasikan cara
berwudlu melalui tepuk wudlu dan praktek langsung
3. Fase
Ketiga, guru
membimbing dalam pelatihan berwudlu dengan memberikan instruksi bertahap. Siswa
mempraktekkan gerakan wudlu secara bersama- sama, tahap demi tahap sesuai
intruksi guru. Guru memastikan gerakan siswa tepat sesuai aturan yang benar.
4. Fase
Keempat, guru
mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik tentang materi wudlu yang
diberikan. Misalnya dengan memberikan seatwork (latihan-latihan soal) atau
workbook (lembar kerja) seputar materi wudlu. Cara lain dengan Tanya jawab
sesuai materi.
5. Fase
kelima, guru
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dengan melalui tugas rumah
mengamati orang tua berwudlu setiap sebelum sholat dan menirunya.