Sebelum kita memulai pembahasan tentang penerapan dari model pembelajaran CTL dalam proses belajar dikelas. Lebih baik kita memahami terlebih dahulu apa itu pembelajaran CTL.
Kita akan mempelajari mulai dari pengertian, karakteristik, kelebihan dan segala aspek lain tentang model pembelajaran CTL. Berikut ini penjelasannya.
A. Pengertian Pembelajaran CTL
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Baca Juga :
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Lengkap dengan Referensi
Model Pembelajaran Cooperative Script Pembahasan Lengkap dengan Daftar Pustaka
Model Pembelajaran TGT : Pengertian, Karakteristik, SIntaks, Kelebihan dan Kekurangan
Menurut
Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan
subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,
dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang
secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke
permasalahan lainnya.
CTL (Contextual Teaching and Learning)
adalah sebuah konsep pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong
pemelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem
yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung.
Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan
pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara
terpisah. Setiap bagian CTL (Contextual Teaching and Learning)
yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa
memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu
sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya, dan
memperoleh ilmu pengetahuan.
Dari berbagai definisi tentang model pembelajaran CTL maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CTL merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Karakteristik Pembelajaran Cooperative Learning
Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Ada
tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar
siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan.
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses
pembelajaran yang
- Pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) - Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah
pengetahuan baru (acquiring knowledge) - Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
- Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman
tersebut (applying knomledge) - Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
Ada yang perlu dipahami tentang pbelajar dalam
konteks CTL.
- Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi
proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki - Belajar bukan sekedar mengumnpulkan fakta yang lepas-lepas.
- Belajar adalah proses pemecahan masalah
- Belajar adalah proses pengalaman sendiri
yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks - Belajar pada hakikatnya adalah menangkap
pengetahuan dari kenyataan.
C. Perbedaan Model Pembelajaran CTL dengan Model Pembelajaran Konvesnsional
No. |
Perbedaan CTL dengan | |
CTL | Pembelajaran Konvensional | |
1 | Siswa sebagai subjek belajar | Siswa sebagai objek belajar |
2. | Siswa belajar melalui kegiatan kelompok | Siswa lebih banyak belajar secara individu |
3. | Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata | Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak |
4 | Kemampuan didasarkan atas pengalaman | Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan |
5 | Tujuan akhir kepuasan diri | Tujuan akhir nilai atau angka |
6 | Prilaku dibangun atas kesadaran | Prilaku dibangun oleh factor dari luar |
7 |
Pengetahuan yang dimiliki individu berkembang sesuai |
Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute dan |
8 |
Siswa bertanggungjawab dalam memonitor dan | Guru penentu jalannya proses pembelajaran |
9 | Pembelajaran bisa terjadi dimana saja | Pembelajaran terjadi hanya di dalam kelas |
10 |
Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan | Keberhasilan pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes |
D. Tujuan Pembelajaran CTL
- Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga
siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya. - Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
- Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
- Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat
berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat
menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan orang lain - Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
- Model pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada
suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks
jehidupan sehari-hari - Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara
indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan
siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga
siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat
diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat
menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan orang lain
suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks
jehidupan sehari-hari
indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan
siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
E. Komponen Pembelajaran CTL
Pembelajaran melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
- Konstruktivisme (Constructivism);
- Bertanya (Questioning);
- Menemukan (Inquiri);
- Belajar (Learning Community);
- Pemodelan (Modeling);
- Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
CTL sebagi suatu pendekatan
pembelajaran memiliki 7 asas atau komponen. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL
1. Konstruktivisme Adalah proses pembangunan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses
inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
- Merumuskan masalah
- Mengajukan hipotesis
- Mengumpulkan data
- Menguji hipnotis berdasarkan data yang
ditemukan - Membuat kesimpulan
3. Bertanya (Questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan
menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari
keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berfikir. Dalam suatu pembelajaran yang produktif
kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
1) menggali informasi dan kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pelajaran
2) membangkitkan motvasi siswa untuk belajar
3) merangsang keingintahuan siswa terhadap
sesuat
4)
memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan
5)
membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4. Masyarakat Belajar (Learning Community Konsep Masyarakat Belajar (Learning
Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui
kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
5. Pemodelan (Modeling) Merupakan proses pembelajarn dengan
memperagakan sesuatu sebagai conto yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6. Refleksi (Reflection) Merupakan proses pengendapan pengalaman yang
telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Pembelajaran dan pengajaran kontekstual
melibatkan para siswa dalam aktifi tas penting yang membantu mereka
mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka
hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam
tugas sekolah. Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan
permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima
tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka
secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan,
menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan
isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini
mereka menemukan makna (Elaine B Johnson).
Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL (Contextual Teaching and Learning).
Di dalam kamus, ”makna” diartikan sebagai ”arti penting dari
sesuatu atau maksud” Ketika diminta untuk mempelajari sesuatu yang tak
bermakna, para siswa biasanya bertanya, ”Mengapa kami harus mempelajari
ini?” Wajar sekali jika mereka mencari makna, arti penting dan maksud,
serta manfaat dari tugas sekolah yang mereka terima. Pencarian makna
merupakan hal yang alamiah.
F. Strategi Pembelajaran CTL
Strategi Pembelajaran hakikatnya
adalah sketsa umum aktivitas guru dan murid di dalam merealisasikan kegiatan
belajar mengajar. Maknanya, interaksi belajar mengajar berlangsung dalam satu
sketsa yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh guru dan murid. Dengan
demikian boleh dirumuskan strategi pembelajaran merupakan “sketsa umum
pembelajaran subyek didik” yang tersusun secara sistematik berdasar acuan
prinsip-prinsip pendidikan yaitu, strukturisasi urutan atau langkah-langkah
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas,
evaluasi, dan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Strategi pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang bisa membantu guru
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata murid,
dan mendorong murid membuat interaksi antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dalam kaitan ini siswa dapat menyadari sepenuhnya apa makna
belajar, manfaatnya, bagaimana upaya untuk mencapainya dan dapat memahami bahwa
yang mereka pelajari bermanfaat bagi hidupnya nanti, sehingga mereka akan
memposisikan diri sebagai diri mereka sendiri yang membutuhkan bekal hidupnya
dan berupaya keras untuk meraihnya.
Adapun tugas guru dalam pembelajaran kontekstual
adalah membantu siswa dalam meraih tujuannya. Artinya guru lebih fokus pada
urusan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru dalam hal ini hanya
memanage kelas sebagai sebuah tim yang bekerja untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi siswa. Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered ketimbang
teacher centered
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:
a. Pembelajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan.
b. Menggunakan konteks yang beragam
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.
c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
Guru
mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial
seyogyanya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling
menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.
d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri di kemudian hari.
e. Belajar melalui kolaborasi
Dalam
setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan
koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam
kelompoknya.
f. Menggunakan penelitian autentik
Penilaian
autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g. Mengejar standar tinggi
Setiap
sekolah seyogyanya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu
terus ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking
dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di dalam dan luar
negeri.
Sementara berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
a. Relating
Belajar dikatakan
dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang
dirancang guru untuk membantu peserta
didik agar yang dipelajarinya bermakna.
b. Experiencing
Belajar adalah kegiatan
“mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya
dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan
dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.
c. Applying
Belajar menekankan pada
proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan
pemanfaatanya.
d. Cooperative
Belajar merupakan
proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi
interpersonal atau hubunngan intersubjektif.
e. Trasfering
Belajar menenkankan
pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks
baru.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL
Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain :
- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. - Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
- Menciptakan masyarakat belajar
- Menghadirkan model sebagia contoh belajar
- Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
- Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual
- Pengalaman nyata
- Kerja sama, saling menunjang
- Gembira, belajar dengan bergairah
- Pembelajaran terintegrasi
- Menggunakan berbagai sumber
- Siswa aktif dan kritis
- Menyenangkan ,tidak membosankan
- Sharing dengan teman
- Guru kreatif
H. Kelemahan dan Kelebihan
1. Kelebihan dari model pembelajaran CTL
a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai
dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam
PBM.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,
memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g.Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.
2. Kelemahan dari model pembelajarab CTL
a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada
kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya
berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak
jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya
diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL
ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan,
karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari
keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap
pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal
dan mengalami kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam
bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini
peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut
siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati
fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan
I. Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam pembelajaran di kelas
Contoh pola pembelajaran CTL (Rumpun IPS)
Topik : fungsi pasar
Kompetensi dasar : Siswa memahami fungsi dan memahami fungsi dan jenis pasar
Indikator hasil belajar :
-Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar
-Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar
-Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik pasar tradisional dan pasar modern
-Siswa dapat menyimpulakan fungsi pasar
-Siswa dapat membuat karangan terkait tenaga pasar.
Proses pembelajarannya
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi ajar dalam kehidupan ekonomi social.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
a) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi kepasar tradisional dan pasar modern
c) Melalui instrument observasi atau angket siswa diminta mencatat mengenai berbagai hal yang ditemukan dipasar.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Kegiatan inti
Dilapangan
1) Siswa melakukan observasi kepasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok
2) siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai alat observasi ,angket yang telah mereka susun sebelumnya.
Didalam kelas
1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
2) siswa melaporkan hasil diskusi
3) Setiap kelompok saling menjawab terhadap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lainya.
c. Penutup
1) Dipimpin oleh guru ,siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi
tentang fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang
dicapai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuatkarangan tentang pengalaman belajar mereka dengan team”pasar”
2. Contoh scenario pembelajaran konstektual untuk ilmu alam atau sains
Pengorganisasian : kelompok kecil 4-5 orang
Pertemuan I :Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menajadi air
- Tanya jawab tentang terjadinya hujan
- Penjelasan penggunaan alat
- Melakukan kegiatan percobaan
- Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
- Menyimpulkan hasil kegiatan
- Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan II :Menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan kemudian didinginkan
- Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin.
- Penjelasan penggunaan alat
- Melakukan kegiatan percobaan
- Mengamati dan melaporkan hasil percobaan
- Menyimpulakan hasil percobaan
- Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat dan Bahan :
- Air, lilin, korek api
- Kompor/pemanas, cawan
Penilaian
- Penialian tertulis (Mengenal perubahan wujud, mengenai benda yang berubah wujud dapat kembali kewujud semula)
- Kinerja(mengamati kinerja sisiwa atau melakukan percobaan)
- Produk(merancanng dan membuat alat penyulingan air)
Sumber:
Sugiyanto.
2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
Surakarta.
DePorter, Bobbi dkk.1999.Quantum Learning.Bandung:Kaifa
Sugiyanto.Modul PLPG